Senin, 09 November 2015

Alinea Bahasa Indonesia

Diposting oleh Unknown di 16.43
Pengertian Alinea


    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Alinea” berarti garis baru, paragraf. Gorys Keraf  (1997:1 ) menyatakan bahwa alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam suatu alinea, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok  secara jelas.
   Tidak ada persyaratan yang jelas tentang berapa banyak jumlah kalimat yang diperlukan untuk sebuah alinea yang ideal. Jadi tidak heran jika terkadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Panjang pendeknya alinea itu sendiri dipengaruhi oleh kalimat topik, jika dengan beberapa kalimat saja dirasa sudah cukup maka tidak perlu ditambah dengan kalimat lagi. Karena sebuah alinea yang terlalu panjang dan berambisi menjelaskan gagasan pokok yang agak besar sekaligus, umumnya dianggap kurang ideal. Alinea semacam ini akan terasa berbelit-belit, atau membuat pembaca kurang paham terhadap apa yang dibacanya.

  Ada tiga syarat dalam pembentukan alinea, yaitu:
  • Adanya kesatuan. Artinya alinea tersebut memperlihatkan satu kesatuan yang tunggal.
  • Adanya koherensi. Yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan dan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam sebuah alinea. 
  • Memperhatikan perkembangan alinea. Perkembangan alinea harus dijaga agar jangan sampai mengembang ke suatu arah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok.


Jenis Alinea/Paragraf

    Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif

1. Paragraf Deduktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya ditempatkan pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh:
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.

2.Paragraf Induktif
   Paragraf induktif yaitu paragraf yang letak kalimat utamanya terletak diakhir paragraf.
Contoh:
Banjir di Jakarta sebenarnya disebabkan oleh perbuatan  manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang yang buang sampah sembarangan. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan disekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah setempat harus mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerin- tah setempat harus membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya agar Jakarta terbebas dari banjir.

3. Paragraf Deduktif-Induktif
    Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, maka terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

      Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam tergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan sifat informasi yang akan disampaikan. Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam, yaitu:

1. Paragraf  Persuasif 
    Paragraf persuasif adalah  isi paragraf  yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan koran. Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi dan makalah. Adapun paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh:
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah-sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

2. Paragraf Argumentasi
    Yaitu isi paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung.
Contoh:
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008–2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009–2010.”

3. Paragraf  Naratif
    Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf naratif terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut!
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta. Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis.

4. Paragraf deskriptif
    Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh:
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci.

5. Paragraf eksposisi
    Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh:
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

 Syarat-Syarat Pembentukan Alinea

        Seperti halnya kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:

1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3. Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu). 



Perkembangan Alinea

Perkembangan dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu,
1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Adapun metode pengembangan alinea antara lain :

a. Klimaks Dan Anti Klimaks
    Perkembanagn gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.


b. Sudut Pandangan
    Yang dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang. 

c. Perbandingan Dan Pertentangan
   Yaitu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang bjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif mengenai ke dua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.

d. Analogi
    Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.

e. Contoh
    Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.

f. Proses
   Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa. 



Daftar Pustaka
 



0 komentar:

Posting Komentar

 

Wulan Febriyanti Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea