Senin, 16 November 2015

Kutipan, Catatan kaki, Daftar Pustaka

Diposting oleh Unknown di 08.54 0 komentar
Pengertian Kutipan

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Jenis Kutipan

A.    Kutipan langsung

Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

B.     Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )

            Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
C.     Kutipan pada catatan kaki
D.    Kutipan atas ucapan lisan
E.     Kutipan dalam kutipan
F.      Kutipan langsung pada materi

Teknik Penulisan Kutipan

Teknik menulis kutipan terdiri atas dua model, yaitu kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung berarti merujuk pada pendapat penulis lain melalui teks aslinya (salin-tempel teks). Kutipan tidak langsung berarti merujuk pendapat penulis lain melalui ide/gagasannya (salin-tempel ide). Berikut ini penjelasan keduanya.

1.       Kutipan Langsung
Kegiatan kutipan langsung merupakan kegiatan copy-paste. Kewajiban atas kegiatan ­copy-paste ini adalah mencatumkan sumber rujukan. Hal ini dilakukan untuk memberi penghargaan kepada penulis aslinya. Kegiatan copy-paste memiliki rasa bangga yang rendah bagi penulis.
Kutipan langsung ini memiliki tiga model, yaitu (a) kutipan ringkas kurang dari 40 kata, (b) kutipan 40 kata atau lebih, dan (c) kutipan yang sebagian dihilangkan. Berikut ini penjelasan ketiga model kutipan tersebut dengan contoh teks di bawah ini.

a.      Kutipan ringkas kurang dari 40 kata

Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda kutip. Kutipan langsung ditulis persis aslinya alias copy-paste teks. Kewajiban yang muncul karena tindakan ini adalah mencantumkan nama belakang penulis, tahun terbit, dan halaman. Untuk menghitung jumlah kata, dapat dituliskan dalam program Microsoft Word kalimat-kalimat yang akan dikutip, lalu sortir kalimat tersebut. Perhatikan baris kiri bawah di samping keterangan halaman, misal terdapat keterangan “words: 13/499”, artinya jumlah kata yang disortir adalah 13, jumlah keseluruhan kata adalah 499. Contoh:
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa “benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan”.
Model di atas ditulis dengan mencantumkan nama belakang penulis dengan huruf kapital di awal, diikuti tahun dan halaman yang diberi tanda kurung dengan pemisah tanda titik dua (:) tanpa spasi. Selain model di atas, dapat juga menggunakan model berikut.
“Benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan” (Mangkunegara, 2007:86).
Model di atas mencantumkan nama belakang penulis, tahun, dan halaman di dalam tanda kurung. Nama belakang penulis ditulis huruf kapital diakhiri tanda koma (,) diikuti spasi, lalu ditulis tahun, diikuti tanda titik dua (:) tanpa spasi dengan halaman buku.
Catatan:
Tanda kutipan tunggal (‘…’) digunakan di dalam tanda kutip (“… “), misalkan Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “Ada hubungan yang erat antara rasa ‘PD’ seseorang dengan totalitas pembacaan puisi.”

b.      Kutipan Ringkas 40 Kata atau Lebih

Kutipan ini ditulis dengan menggunakan spasi satu, menjorok ke dalam 1,27 cm (satu kali tab), ditulis rata kanan-kiri. Contoh:
Mangkunegara (2009:86) memberikan penjelasan benefit yang lugas pada uraian berikut ini.

c.       Kutipan Panjang dengan Sebagian Kalimat Dihilangkan 

Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda elipsis (…). Tanda ini digunakan untuk menghilangkan bagian kalimat yang kurang diperlukan. Contoh:
“Program benefit bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. … . Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, adanya tim olah raga, kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount (potongan harga) produk perusahaan, bantuan hukum, fasilitas ruing baca dan perpustakaan, pemberian makan siang, adanya fasilitas medis, dokter perusahaan, tempat parkir, ada program rekreasi atau darmawisata” (Mangkunegara, 2009:86).
Perhatikan penggunanaan tanda elipsis di atas! Untuk menghilangkan sebagian kalimat, tanda elipsis ditulis dengan menggunakan tanda titik (.) sebanyak tiga. Untuk titik ke empat, merupakan penanda akhir kalimat.

2.      Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan tindakan copy-paste ide. Kutipan ini ditulis dengan kalimat yang berbeda dengan kalimat aslinya tanpa mengubah ide. Artinya penulis dapat merangkai kalimat sendiri yang berbeda dengan kalimat yang ditulis penulis aslinya.
Contoh:
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa benefit adalah nilai keuangan untuk pegawai dapat ditentukan dengan cepat.
Benefit adalah nilai keuangan untuk pegawai dapat ditentukan dengan cepat (Mangkunegara, 2007:86).

Sebagai catatan, umumnya, pedoman penulisan kutipan diatur oleh sebuah lembaga. Aturan ini berlaku khusus untuk lingkungan lembaga tersebut (disebut gaya selingkung). Bisa jadi, aturan penulisan kutipan tersebut sama dan berbeda dengan lembaga lain. Dengan demikian, penggunaan pedoman penulisan kutipan tersebut disesuaikan dengan aturan dari lembaga tempat penulis berada.


 _________||_________


Pengertian Catatan Kaki

Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

Teknik Penulisan Catatan Kaki

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.
Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau tepi teks, atau sama dengan permulaan alinea baru. --Jika catatan kaki terdiri lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai di garis margin atau tepi teks biasa.
Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.
Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.
 Dalam menuliskan footnote, adakalanya digunakan singkatan-singkatan tertentu, yaitu :
ibid, kependekan dari ibidem yang berarti ‘di tempat yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain’.
op.cit., singkatan dari opere citato, artinya ’dalam karangan yang telah disebut dan diselingi dengan sumber lain’.
loc.cit, kependekan dari loco citato, artinya ‘di tempat yang telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
            Perhatikan pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit., dibawah ini.
1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
2Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
3Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
4Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
5Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (buku yang telah disebutkan di atas)
6Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebut di atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
7Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23).

 _________||_________


Pengertian Daftar Pustaka

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.
Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar. 

Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :   
                  a.       Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
                  b.      Ditempatkannya didepan nama kecil
                  c.   Tahun Penerbitan
                  d.   Judul Buku
                  e.   Tempat Penerbitan
                  f.    Nama Penerbit

Cara Membuat Daftar Pustaka

Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :

1.      Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
2.      Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
3.      Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
4.      Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
5.      Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.
6.      Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi

Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran. 

Contoh Daftar Pustaka

       Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :
·           -       Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
            Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier.
      http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42

·            -       Contoh Daftar Pustaka dari Buku : 
-                      Buku ditulis satu Orang
            Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom

-                      Buku ditulis dua Orang 
            Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.

-                      Buku ditulis lebih dari dua orang
      Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and Company



Sumber 



Kerangka Karangan

Diposting oleh Unknown di 08.23 0 komentar
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

       Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

A.    Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan

1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang   akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

B.   Pola Susunan  Kerangka Karangan

      a. Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.

      b. Pola Logis Pola logis berdasar urutan:
          1) klimaks – anti klimaks
          2) umum – khusus
          3) sebab – akibat
          4) proses
          5) dan lain-lain.

C.   Syarat Kerangka Karangan yang baik
a.   Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b.   Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.   Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d.   Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

D.  Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)
A.    Berdasar Sifat Rinciannya:
1)      Kerangka Karangan Sementara / Non-formal, Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2)      Kerangka Karangan Formal, Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket batubara dengan meningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.
Aspek yang diteliti :
a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di Indonesia
d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif
f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara
Metode Penelitian :
studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket
Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern.
Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in the
environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com

B.     Berdasar Perumusan Teksnya
  1) Kerangka Kalimat
  2) Kerangka Topik
  3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

E.  Contoh Kerangka Karangan


1. Tema    : Kesehatan
    Judul    : Manfaat Tidur Cukup Bagi Kesehatan

2. Definisi
    2.1 Pengertian tidur cukup

3. Dampak Kurang tidur
    3.1 Kurang tidur dapat menyebabkan tergangunya konsentarsi
    3.2 Kurang tidur mudah terserang penyakit
    3.3 Kurang tidur dapat mempengaruhi emosi

4. Manfaat tidur cukup
    4.1 Meningkatkan konsentrasi
    4.2 Meningkatkan daya tahan tubuh
    4.3 Meningkatkan energi

5. Tips agar tidur nyenyak
    5.1 Berolahraga
    5.2 Membuat jadwal tidur
    5.3 Jangan mengkonsumsi makanan berat sebelum tidur



Daftar Pustaka


Topik, Tema dan Judul

Diposting oleh Unknown di 07.42 0 komentar
Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb : 

* Topik
1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.
2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.

* Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb)

* Judul
1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi           buku atau bab itu.
2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.

Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.
Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.

Dalam wacana yang berupa dialog antara dua tau tiga orang, topik itu muncul begitu saja, kecuali dialog tersebut memang direncanakan sejak lama.
Sebuah topik tunggal bisa tidak searah. Umpamanya, jika kita menceritakan kepada lawan bicara bahwa kita mengalami sakit perut, tentulah kita berharap lawan bicara tersebut akan merespon dengan memberikan nasihat atau menyarankan mencoba obat tertentu.

A.  TOPIK

1.      Pengertian Topik

Topik (Bahasa Yunani: topoi) merupakan inti utama dari sebuah tulisan yang hendak disampaikan atau biasanya lebih dikenal dengan topic pembicaraan. Topik merupakan hal pertama kali yang harus ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Ciri utama topik adalah cakupannya atas suatu masalah masih bersifat umum dan belum diuraikan secara jelas (detail). Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.

2.      Syarat-Syarat Topik

Topik menjadi salah satu perhatian dalam sebuah penulisan selain tema dan judul. Dengan pemilihan topik yang tepat maka akan menarik perhatian pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang topik tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan topik yaitu:
  •       Topik harus menarik perhatian pembaca : Topik yang menarik akan menarik minat pembaca untuk lebih memahami dan mendalami tulisan yang dibuat oleh penulis.
  •       Dikuasai penulis : Maksudnya dikuasai disini, penulis harus paham terhadap pokok-pokok permasalahan apa yang ia tulis.
  •            Menarik dan Aktual  : Tulisan yang menarik dan actual akan meningkatkan minat pembaca untuk mendalami tulisan yang penulis buat.
  •       Topik yang dipilih harus memiliki sumber yang jelas : Sumber merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penulisan untuk sebagai pertanggung jawaban apabila ada masalah terhadap tulisan yang dibuat.


3.      Sumber-Sumber Topik

Dalam menulis sebuah tulisan terkadang seorang penulis bimbang disaat menentukan topik, sebenarnya banyak sumber-sumber yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan topik. Adapun sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai topic yaitu sebagai berikut:
  •       Sumber Pengamatan: Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan langsung.
  •       Sumber Pengalaman: Berdasarkan apa yang pernah dialami atau dilakukan.
  •             Sumber Imajinasi: Berdasarkan pada pemikiran atau bayangan yang dimiliki penulis.
  •       Sumber Pendapat atau Hasil Penalaran


4.      Membatasi Topik

Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu jika tidak dibatasi sebuah topik menjadi tidak fokus dalam pembahasan masalah yang ingin dijabarkan atau dipaparkan. Oleh karena itu pembahasan sebuah topik haruslah dilakukan secara: cermat, sesuai kemampuan, dan kelayakan yang dapat diterima oleh pembaca.
Berikut ini cara untuk membatasi sebuah topik:
·         Menentukan topik dalam kedudukan pusat (central) .
·         Mengajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat diperinci, bila masih dapat diperinci maka lakukanlah.
·         Menetapkan subtopik yang akan dipilih.
·         Mengajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat diperinci lebih lanjut.

·         Adapun fungsi dari pembatasan topik, ialah:
1.      Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik benar-benar dikuasainya.
2.      Pembahasan masalah tidak terlalu luas.
3.      Memungkinkan penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam terhadap apa yang menjadi masalah dalam penulisannya.

B. TEMA

1.      Pengertian Tema

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pokok tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat sebuah tulisan. Menurut Tarigan tema merupakan pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun gagasan utama dari sebuah karya sastra. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.
Dalam menulis cerpen, puisi, novel, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi, jika diibaratkan seperti sebuah gedung, tema merupakan fondasinya. Tema juga meruapakan hal yang terpenting jika dilihat oleh para pembaca. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Merumuskan tema juga dapat dilihat dari judul atau topik yang dibahas.

2.      Syarat-Syarat Tema

   Dalam membuat sebuah tema adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi, yakni sebagai berikut:
·               Tema menarik perhatian pembaca : Tema yang menarik akan meningkatkan minat pembaca untuk membaca sampai tuntas tulisan yang kita buat.
·               Tema diketahui atau dikuasai dengan baik : Maksudnya disini seorang penulis harus mengetahui prinsip-prinsip atau materi yang berhubungan dengan tulisan yang akan dibuat. Jika hal itu tidak terpenuhi maka tidak akan tercipta sebuah tema yang jelas.
·             Bahan-bahan penulisan dapat diperoleh : Maksud dari syarat ini ialah penulis harus memperhatikan bahan-bahan yang digunakan untuk tulisannya apakah tersedia atau tidak. Jika tidak tersedia maka penulis akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan tulisannya.
·             Ruang lingkup tema dibatasi

Dalam membuat sebuah tema haruslah membatasi ruang lingkupnya jika tidak, maka terlampau luas ruang lingkup yang akan dibahas.

C. JUDUL

1.      Pengertian Judul

Definisi atau arti kata judul di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan nama yang digunakan untuk buku atau bab dl buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu, atau judul merupakan kepala karangan (cerita, drama, dsb).

2.      Jenis-Jenis Judul

            a. Judul Langsung
 Judul Langsung merupakan judul yang kaitannya erat dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas. Judul jenis ini seolah merangkum apa yang dikemukakan oleh penulis dalam artikel atau tulisannya.

            b. Judul Tidak Langsung
  Judul Tidak Langsung merupakan judul yang tidak ada kaitannya dengan bagian utama berita. Judul jenis ini memberikan pengertian yang ambigu kepada para pembaca sehingga mendorong pembaca untuk membaca lebih dalam mengenai isi dari tulisan yang dibuat. Tetapi pada akhirnya pembaca bisa merasa tidak puas karena kecewa terhadap tulisan atau artikel yang dibacanya.

3.      Syarat-Syarat Judul

Dalam pembuatan sebuah judul haruslah memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
-          Sesuai dengan isi karangan : Sebuah judul haruslah mencerminkan isi dari sebuah karangan atau tulisan yang dibuat.
-          Berbentuk Frasa (bukan kalimat)
-          Singkat, padat, dan jelas
-           Harus menarik (provokatif)

Sebuah judul yang menarik akan membaca minat pembaca untuk membaca tulisan atau artikel yang dibuat oleh penulis.



Daftar Pustaka


 

Wulan Febriyanti Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea