Pengertian Kalimat
suatu bahasa kecil
yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan
diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital
dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru dan tanda tanya. Kalimat
disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan / atau klausa.
Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai
fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang
tidak dapat dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak
dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedangkan bagian yang dapat
dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan
bagian bukan inti dapat membentu kalimat luas.
Contoh 1 :
Buku ini baru terbit.
Isinya sungguh bagus!
Di mana buku ini dapat
dibeli?
Contoh 2 :
1) Menulis itu mudah.
(2) Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh setiap orang yang mempelajarinya
secara serius. (3) kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan ke dalam
tiga hal, yaitu : menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengeksresikan ide tersebut
dengan kalimat efektif sehinga menjadi sebuah karangan utuh
Paragraph tersebut
terdiri atas tiga buah kalimat. Kalimat (1) berupa kalimat dasar terdiri atas
dua bagian kalimat inti, yakni : /menulis ilmiah itu/ mudah/. Kalimat (2)
berupa kalimat luas tersendiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti:
kemudahan menulis/ dapat dirakan/ oleh setiap orang yang mempelajarinya secara
serius/ . Kalimat (3) berupa kalimat luas terdiri dari dua bagian inti dan dua
bukan inti: kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan/ ke dalam tiga hal/ yaitu
menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengkreasikan ide tersebut menjadi
sebuah karangan yang lengkap.
Contoh tersebut
menunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar, sedangkan kalimat kedua
dan ketiga berupa kalimat luas.
Unsur-unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara
lain :
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan
aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti
kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal,
adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian
yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu
kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai
predikat. Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat
berkategori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat
dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e
dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut
kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat
berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh
kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat
preposisional.
2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat
umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat
bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis
kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat
tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau
frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya,
anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek.
Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti
ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan
sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat.
Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal
transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya
dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika
kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada
tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua
objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip
dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi
subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata
yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut
berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki
subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi
keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak
dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di
depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di
perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu
ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P,
cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar
pemaknaan kalimat tidak keliru.
Pola Kalimat
Kalimat yang
kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar
yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan
berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam
struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa
penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan
subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke
dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.) Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat
berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
- Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
- Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
- Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
- Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P
(kata bilangan)
2.) Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa
nominal.
Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O /
Pel.
5.) Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.) Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7.) Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8.) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
DAFTAR PUSTAKA